Selasa, 30 Desember 2008

kanker paru

Kanker paru sangat diketahui sebagai penyakit yang berhubungan dengan merokok. Resiko seorang perokok untuk mendapatkan kanker paru rata-rata 7,8 kali dibandingkan dengan bukan perokok. Penelitian menunjukkan resiko tersebut meningkat bila jumlah konsumsi tiap hari lebih besar, umur mulai merokok lebih muda, menghisap lebih dalam, lama kebiasaan merokok lebih panjang dan kadar tar dalam rokok lebih tinggi. Bahkan perokok juga memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi terhadap penyakit kanker lainnya seperti kanker kandung kemih, kanker tenggorok, kanker rahim dan kanker lambung.

Zat-zat yang terkandung dalam rokok dapat dikelompokkan dalam 3 komponen utama, yaitu nikotin, tar dan kelompok gas. Pada kelompok nikotin terkandung zat adiktif yang membuat orang menjadi kecanduan dan sulit menghilangkan kebiasaan merokok. Kelompok tar terdiri dari banyak zat yang bersifat karsinogenik yang bertanggungjawab atas tumbuhnya sel-sel kanker dalam tubuh pecandu rokok. Kelompok gas, antar lain terdiri dari karbon monoksida yang akan mengikat hemoglobin darah dan membuat oksigen tereliminasi. Oksigenasi yang buruk dalam tubuh dapat mengakibatkan serangan jantung dan lain-lain. Selain itu terdapat juga hidrogen sianida, gas beracun yang pernah dipakai tentara Nazi untuk mengeksekusi orang Yahudi.

Penemuan dini kanker paru melalui screening yang dilaksanakan dengan 2 cara, yakni pemeriksaan dahak (sitologi sputum) dan rontgen dada (foto thoraks). Bila kedua cara ini dilakukan secara berkala, diharapkan kasus yang ditemukan masih rendah derajatnya. Di negara maju, pemeriksaan untuk penemuan dini kanker paru dianjurkan hanya pada golongan resiko tinggi, yang mempunyai ciri: laki-laki berumur 40 tahun ke atas; perokok berat, menghisap 20 batang atau lebih setiap hari dan/atau bekerja di lingkungan yang memungkinkan timbulnya kanker paru (pabrik cat, plastik, asbes dan lain-lain).

Berbeda dengan beberapa penyakit kanker lainnya, pada kanker paru hanya pencegahan primer yang diharapkan memberi hasil yang baik. Pencegahan primer yang utama untuk penyakit kanker paru adalah menghentikan kebiasaan merokok yang telah berlangsung atau tidak mulai merokok. Sedangkan pencegahan sekunder, seperti dengan penemuan kanker secara dini tidak membawa dampak positif yang cukup besar terhadap angka kesakitan dan kematian (morbiditas dan mortalitas) penyakit ini.

Wassalaam,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar